Bank UOB Indonesia terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat dengan mengenalkan pendekatan "risk-first" yang menekankan pentingnya keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Pendekatan ini diharapkan lebih mengenal portofolio investasi dan risikonya, sehingga tidak mudah terjebak dalam investasi bodong.
Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret menegaskan, masyarakat perlu mengenali risiko terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Menurut Vera, literasi seperti ini penting dilakukan perbankan seperti UOB agar masyarakat tidak mudah terjebak iming-iming imbal hasil investasi, apalagi investasi bodong.
Berdasarkan survei nasional OJK tahun 2022, tingkat inklusi di pasar modal meningkat pesat, dari 1,55% pada tahun 2019 menjadi 5,19% pada tahun 2022. Namun tingkat literasi keuangan di sektor pasar modal justru turun dari 4,97% pada 2019 menjadi 4,11% pada 2022.